Deliniasi Wilayah
Wilayah studi yang akan dikaji adalah Kelurahan Morodemak yang merupakan
salah satu Kelurahan dari Kecamatan Bonang. Kelurahan Morodemak
merupakan kawasan pesisir Kecamatan Bonang yang memiliki potensi sumberdaya
alam pesisir yang dapat menyokong wilayah pesisir Kabupaten Demak. Luas Kelurahan
Morodemak adalah 4.263 Km2 atau sekitar 5,12% dari keseluruhan luas
wilayah Kecamatan Bonang. Secara administratif daerah ini berbatasan dengan
Kawasan perairan Tuntang, Kelurahan Purworejo di sebelah utara, Kelurahan
Tambakbulusan di sebelah timur, kawasan perairan Laut Jawa di sebelah selatan
dan Kelurahan Margolinduk di sebelah barat.
Kawasan yang
akan menjadi fokus dari perancangan dan konsep Ecotourism di Kelurahan Morodemak adalah kawasan hutan mangrove
yang terletak di sepanjang- panjang pantai Kelurahan Morodemak dengan luas 155.930
m2 atau + 15,5
ha. Kawasan hutan mangrove di Kelurahan Morodemak
merupakan hutan mangrove yang tumbuh secara alami di sepanjang-pantai Morodemak
di Kelurahan Morodemak. Batas wilayah kawasan perancangan di sebelah utara
yaitu Laut Jawa, sebelah barat dan selatan yaitu Sungai Tuntang, sebelah timur
area pertambakan.
Hutan
mangrove memiliki manfaat untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, juga
sebagai green belt yang berfungsi
menahan laju abrasi dan gempuran ombak yang menimpa bagian daratan dari pesisir
Kelurahan Morodemak. Hutan
mangrove dapat dimanfaatkan oleh penduduk Kelurahan Morodemak sebagai
alternatif pendapatan, namun saat ini kondisi hutan mangrove di pantai
Morodemak mengalami kerusakan akibat perubahan iklim dan ulah manusia dengan
memangkas habis hutan mangrove dan dialihkan fungsinya menjadi tambak. Terdapat
banyak usaha penanaman kembali hutan mangrove pantai Morodemak untuk
mempertahankan eksistensinya.